Sabtu, 21 Maret 2015

INDAHNYA BUMI KAILI

PERJALANAN  NAPAK  TILAS  02-06 MARET  2015

        Roda pesawat Garuda baru saja mendarat di bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu ,suasana kota Palu  terlihat sedikit mendung .Suasana bandara jauh berbeda saat 23 tahun yang silam terlihat sederhana .Dulu semuanya terlihat begitu bersahaja.Sekarang terlihat lebih megah. Kini aku kembali lagi ke kota ini. Perjalanan menuju hotel Gajah Mada sekitar 15 menit dengan menggunakan taxi.Disepanjang perjalanan terlihat jalan jalan yang dulu sempit kini menjadi lebih lebar ,ramai dengan kendaran yang lalu lalang .Hotel baru dan gedung perkantoran bermunculan menambah suasana semakin ramai dan semarak. Aku merasakan suasana selama di hotel Gajah Mada sangatlah menyenangkan,kamarnya begitu bersih dan nyaman ,pelayanan oleh petugas hotel sangat ramah .  Rupanya waktu telah membuat kota ini begitu banyak berubah. Perjalananpun kumulai untuk menjelajahi kota ini bersama anak dan istriku. Sudah 23 tahun lamanya kota ini kutinggalkan.Perasaan kangen untuk bisa kembali lagi kekota ini sekarang telah menjadi sebuah kenyataan.Disini ada beberapa tempat obyek wisata alam yang menghiasi sebagaian merupakan ikon kota ini,antara lain :                   


1. PANTAI  TALISE

    Setelah istirahat sejenak sore harinya aku baru bisa merasakan  indahnya pantai Talise sambil menikmati sepiring pisang epek dan secangkir  sarabak yang hangat ,jagung bakar, serta  pisang  goreng yang  dihidangkan bersama sambal. Menjelang sore hari matahari mulai terbenam warna langit menjadi merah merona .Suasana sunset inilah yang selalu ditunggu tunggu oleh pengunjung .Puluhan lapak penjual pisang epek dan sarabak terlihat berderet sepanjang pantai Talise ,diantara kerlap kerlip lampu ,menambah suasana pantai semakin indah dan mempesona.Dari kejauhan samar samar gunung Gawalise  tampak begitu megahnya .


                                    Menjelang sore di  pantai Talise

2. PANTAI  TANJUNG  KARANG 

 Setelah istirahat beberapa saat , paginya kulanjutkan perjalanan menuju pantai berpasir putih Tanjung Karang yang berada dikota Donggala.Untuk menuju kota Donggala dari pusat kota Palu diperlukan waktu sekitar 35 menit dengan jarak tempuh sekitar 35 km .Sepanjang perjalanan menuju kota Donggala kita akan disuguhi pemandangan alam dan pantai yang sangat indah dan menawan .Sebuah cipataan Illahi yang sangat menakjubkan.  Disepanjang pantai Tanjung Karang tedapat bungalow bungalow yang sengaja disewakan bagi wisatawan yang ingin menginap disana , bagi yang ingin merasakan ketenangan dan keheningan alam disertai deburan ombak pantai.Selain pantai Tanjung Karang  masih banyak lagi wisata pantai lainnya ,seperti pantai Taman Ria, pantai Tumbelaka, yang semua letaknya tidak begitu jauh dari kota Palu .


Bagian dari sudut pantai Tanjung Karang yg indah


                                Pintu gerbang memasuki kota Donggala.



3 .JEMBATAN  LENGKUNG  PONULELE

 Disamping pantai Talise dan Tanjung Karang masih ada beberapa tempat wisata dikota ini seperti , jembatan lengkung Ponulele.  Ada sebagaian orang yang menyebutnya sebagai jembatan kuning ada juga yang menyebut jembatan Mekdi.
Jembatan ini pada malam hari tampak terlihat bersinar kuning keemasan , disebelah kanan dan kirinya samar samar terlihat kerlap kerlip lampu  kota , bagai kunang kunang menambah semaraknya kota Palu . Banyak wiasatawan domestik yang sering berpose di jembatan ini untuk bisa sekedar memanfaatkan moment indah dibalik megahnya jembatan  Ponulele ini.


                        Bersama istri dgn latar belakang Jembatan Ponulele.
                 

4   MASJID APUNG ARKAM

 Tak jauh dari jembatan Lengkung dan pantai Talise terdapat sebuah masjid yang berdiri   megah dan kokoh ,masjid ini bernama masjid Apung Arkam,yang terletak di jalan cumi cumi .Dinamakan masjid apung karena letaknya memang menjorok ke arah laut  dan letaknya menyatu dengan pantai Talise. Masjid ini Ini juga merupakan salah satu bagian dari  ikon kota Palu.


                                Inilah masjid Arkam, masjid Apung di kota Palu.




 Inilah beberapa ikon yang menghiasi kota Palu , menghiasi bumi Kaili ,menghiasi bagian dari surga yang diturunkan di belahan garis Khatulistiwa ( kata orang sih..).
Setelah aku ,anak dan istriku menikmati keindahan wisata alam , kurang lengkap  rasanya kalau belum menjelajahi dan mencicipi kuliner khas kota ini.


Ada beberapa tempat kuliner yang direkomendasikan untuk bisa dikunjungi, seperti contohnya  :

1. KALEDO ABADI

Masakan ini terbuat  dari tulang kaki sapi, dibuat mirip sop, rasa kuahnya sedikit asam. Kaledo biasanya dihidangkan bersama ketela rebus atau nasi. Sangat cocok  dinikmati di kota yang sangat panas ini.  Ada beberapa penjual Kaledo yang bisa kita temukan di sepanjang jalan Diponegoro. Seperti Kaledo Abadi, keledo Stereo, dll.


                                                          Kaledo, kuliner khas Palu 
                             
2. BAWANG GORENG khas PALU dan BAGEA


Selain Kaledo ,ada juga cemilan khas Palu seperti : bagea yang terbuat dari tepung sagu.Atau bawang goreng khas Palu , bawang goreng ini terasa lebih renyah dan krispi ,terasa beda dibanding bawang goreng diluar kota Palu.Makanan ini bisa kita dapatkan di toko soufenir dan makanan khas "Diana" yang letaknya di jalan Kartini atau di tempat oleh oleh mbok Sri yang sudah cukup dikenal.   Disamping itu masih banyak lagi wisata kuliner di kota Palu seperti : Es Palu Butung, Es pisang ijo, Sop Konro di jalan Cik Ditiro  atau nasi kuning Mama Jena di jalan Patimura.


3.  COTTO  MAKKASAR

Ada beberapa tempat yang menjual dan menyajikan Cotto Makkasar .Cotto Daeng Sija contohnya yang berada di jalan Achmad Dahlan , daeng Nompo di jalan Kartini,atau Daeng Janji di jalan Diponegoro  adalah beberapa tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi.
Biasanya kita cukup membayar harga cotto dan minumannya saja.Untuk ketupatnya gratis selama kita makan ditempat.


Cotto Makkasar Daeng Sija di  Jl. Ahmad Dahlan Palu


TEMPAT  PENJUALAN SOUFENIR  KAYU EBONY

Ada beberapa tempat penjualan soufenir kayu hitam (ebony) disini :
Salah satunya didepan kantor Pos lama ataupun  di jalan Diponegoro ,disana menjual beberapa pernak pernik dari kayu hitam , seperti : gantungan kunci khas Palu ,asbak ,miniatur kapal phinisi , tempat perhiasan ,dll. Semuanya bisa dibeli sebagai cinderamata untuk kerabat.tetangga atau keluarga di rumah. 


Setelah 5 hari perjalanan menjelajahi kota Palu , ditemani pak Taman , pemandu sekaligus driver dari hotel Gajah Mada yang begitu setia mendampingi .Kini saatnya aku dan keluarga harus segera kembali ke Jawa , kembali memulai aktifitas rutinku untuk bekerja.

Roda pesawat Garuda baru saja melesat meninggalkan landasan bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu , meninggalkan kota Palu yang begitu spesial .  Kota yang telah banyak memberikan kenangan manis. Entah kapan lagi aku dan keluarga akan kembali lagi ke kota ini , setelah 23 tahun lamanya kutinggalkan .Meninggalkan orang orang yang saya cintai,orang orang yang dekat dihati.Meninggalkan kota yang punya kesan begitu mendalam.


     Kini semuanya telah banyak berubah , rupanya waktu telah membuat kota ini menjadi jauh lebih baik lagi ,lebih ramai dan maju. Betapa indahnya bumi Kaili.  Bumi tempatku berpijak dulu.




                                                                                          Written By : Dwi Riyadi


   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar